Waraha
Avatar
Waraha
Awatara
|
Waraha
adalah awatara (penjelmaan) ketiga dari Dewa Wisnu yang berwujud babi
hutan. Awatara ini muncul pada masa Satyayuga (zaman kebenaran). Kisah mengenai Waraha
Awatara selengkapnya terdapat di dalam kitab Warahapurana
dan Purana-Purana lainnya.
Pada
zaman Satyayuga (zaman kebenaran), ada seorang
raksasa bernama Hiranyaksa, adik raksasa Hiranyakasipu. Keduanya merupakan kaum Detya (raksasa). Hiranyaksa hendak menenggelamkan Pertiwi (planet bumi) ke dalam "lautan
kosmik," suatu tempat antah berantah di ruang angkasa.
Melihat
dunia akan mengalami kiamat, Wisnu menjelma
menjadi babi hutan yang memiliki dua taring panjang mencuat dengan tujuan
menopang bumi yang dijatuhkan oleh Hiranyaksa. Usaha penyelamatan yang
dilakukan Waraha tidak berlangsung lancar karena dihadang oleh
Hiranyaksa.
Maka
terjadilah pertempuran sengit antara raksasa Hiranyaksa
melawan Dewa Wisnu. Konon pertarungan ini
terjadi ribuan tahun yang lalu dan memakan waktu ribuan tahun pula. Pada akhirnya,
Dewa Wisnu yang menang.
Pertarungan
Waraha dan Hiranyaksa
|
Setelah
Beliau memenangkan pertarungan, Beliau mengangkat bumi
yang bulat seperti bola dengan dua taringnya yang panjang mencuat, dari lautan
kosmik, dan meletakkan kembali bumi pada orbitnya.
Setelah itu, Dewa Wisnu menikahi Dewi Pertiwi dalam wujud awatara
tersebut.
Waraha
Awatara dilukiskan sebagai babi hutan yang membawa planet
bumi dengan kedua taringnya dan meletakkannya
di atas hidung, di depan mata. Kadangkala dilukiskan sebagai manusia berkepala
babi hutan, dengan dua taring menyangga bola dunia, bertangan empat,
masing-masing membawa: cakra, terompet dari
kulit kerang (sangkakala), teratai, dan gada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar